Pondok Pesantren merupakan sistem pendidikan agama Islam yang
tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional
Indonesia yang eksistensinya telah teruji oleh sejarah dan berlangsung hingga
kini. Pada mulanya merupakan sistem pendidikan Islam yang dimulai sejak
munculnya masyarakat Islam di Indonesia. Munculnya masyarakat Islam di
Indonesia berkaitan dengan proses Islamisasi, dimana proses Islamisasi terjadi
melalui pendekatan dan penyesuaian dengan unsur-unsur kepercayaan yang
sudah ada sebelumnya, sehingga terjadi percampuran atau akulturasi. Saluran
Islamisasi terdiri dari berbagai cara antara lain melalui perdagangan,
perkawinan, pondok pesantren dan kebudayaan atau kesenian.
Secara definisi, pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk belajar memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran–ajaran agama Islam dengan menekankan pentingnya moral agama sebagai pedoman hidup sehari-sehari dalam masyarakat (Abawihda, 2002: 86).
Di dalam lembaga pendidikan pesantren ini terdapat seorang kiai (pendidik) yang mengajar dan mendidik para santri dengan sarana masjid yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan tersebut. Selain itu juga didukung dengan adanya pondok yang merupakan tempat tinggal para santri. Dengan demikian, santri tidak kembali ke rumah untuk beristirahat setelah belajar, melainkan mereka kembali ke pondok (asrama) yang sudah disediakan. Santri yang dimaksudkan di sini adalah sebutan bagi para pelajar yang belajar di pondok pesantren (Hasbullah, 1999: 24).
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam mengalami perkembangan bentuk sesuai dengan perubahan zaman serta adanya dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, pondok pesantren tetap merupakan lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh dan berkembang dari masyarakat untuk masyarakat. Menurut Hasbullah (1999: 146), ada tiga bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren, yaitu:
1. Pondok pesantren yang merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam yang pendidikan dan pengajarannya diberikan dengan cara nonklasikal (sistem bandungan dan sorogan) dimana seorang kiai mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama besar sejak abad pertengahan. Para santri pada pondok pesantren bentuk ini biasanya tinggal di dalam pondok atau asrama yang telah disediakan.
2. Pesantren yang merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam yang pada dasarnya sama dengan pondok pesantren, tetapi para santrinya tidak disediakan asrama di komplek pesantren, namun tinggal tersebar di sekeliling pesantren (santri kalong), di mana cara dan metode pendidikan dan pengajarannya diberikan dengan sistem weton, yaitu para santri datang berduyun-duyun pada waktu tertentu.
3. Pondok pesantren yang merupakan lembaga gabungan antara sistem pendidikan pondok dan pesantren yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama Islam dengan sistem bandungan, sorogan ataupun wetonan dengan para santri disediakan asrama ataupun merupakan santri kalong. Pondok pesantren seperti ini biasa disebut dengan pondok modern, selain menyelenggarakan pendidikan nonformal juga menyelenggarakan pendidikan formal berbentuk madrasah dan sekolah umum dalam berbagai banyak tingkatan dan aneka kejuruan menurut kebutuhan masyarakat.
Ketiga bentuk pondok pesantren ini memberikan gambaran bahwa pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan sekolah, luar sekolah dan masyarakat yang tumbuh dari masyarakat, milik masyarakat dan untuk masyarakat. Kehadiran pesantren di tengahtengah masyarakat tidak hanya sebagai lembaga pendidikan tetapi sebagai lembaga penyiaran agama Islam. Sejak awal kehadiran pesantren ternyata mampu mengadaptasi diri dengan masyarakat. Pesantren juga berhasil menjadikan dirinya sebagai pusat gerakan pengembangan Islam.
Sumber eprints.ums.ac.id Dengan sedikit Perubahan
Secara definisi, pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk belajar memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran–ajaran agama Islam dengan menekankan pentingnya moral agama sebagai pedoman hidup sehari-sehari dalam masyarakat (Abawihda, 2002: 86).
Di dalam lembaga pendidikan pesantren ini terdapat seorang kiai (pendidik) yang mengajar dan mendidik para santri dengan sarana masjid yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan tersebut. Selain itu juga didukung dengan adanya pondok yang merupakan tempat tinggal para santri. Dengan demikian, santri tidak kembali ke rumah untuk beristirahat setelah belajar, melainkan mereka kembali ke pondok (asrama) yang sudah disediakan. Santri yang dimaksudkan di sini adalah sebutan bagi para pelajar yang belajar di pondok pesantren (Hasbullah, 1999: 24).
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam mengalami perkembangan bentuk sesuai dengan perubahan zaman serta adanya dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, pondok pesantren tetap merupakan lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh dan berkembang dari masyarakat untuk masyarakat. Menurut Hasbullah (1999: 146), ada tiga bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren, yaitu:
1. Pondok pesantren yang merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam yang pendidikan dan pengajarannya diberikan dengan cara nonklasikal (sistem bandungan dan sorogan) dimana seorang kiai mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama besar sejak abad pertengahan. Para santri pada pondok pesantren bentuk ini biasanya tinggal di dalam pondok atau asrama yang telah disediakan.
2. Pesantren yang merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam yang pada dasarnya sama dengan pondok pesantren, tetapi para santrinya tidak disediakan asrama di komplek pesantren, namun tinggal tersebar di sekeliling pesantren (santri kalong), di mana cara dan metode pendidikan dan pengajarannya diberikan dengan sistem weton, yaitu para santri datang berduyun-duyun pada waktu tertentu.
3. Pondok pesantren yang merupakan lembaga gabungan antara sistem pendidikan pondok dan pesantren yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama Islam dengan sistem bandungan, sorogan ataupun wetonan dengan para santri disediakan asrama ataupun merupakan santri kalong. Pondok pesantren seperti ini biasa disebut dengan pondok modern, selain menyelenggarakan pendidikan nonformal juga menyelenggarakan pendidikan formal berbentuk madrasah dan sekolah umum dalam berbagai banyak tingkatan dan aneka kejuruan menurut kebutuhan masyarakat.
Ketiga bentuk pondok pesantren ini memberikan gambaran bahwa pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan sekolah, luar sekolah dan masyarakat yang tumbuh dari masyarakat, milik masyarakat dan untuk masyarakat. Kehadiran pesantren di tengahtengah masyarakat tidak hanya sebagai lembaga pendidikan tetapi sebagai lembaga penyiaran agama Islam. Sejak awal kehadiran pesantren ternyata mampu mengadaptasi diri dengan masyarakat. Pesantren juga berhasil menjadikan dirinya sebagai pusat gerakan pengembangan Islam.
Sumber eprints.ums.ac.id Dengan sedikit Perubahan
The Gambling Sites That Are Better Than The Others
ReplyDeleteI'll be a 평택 출장샵 guest of 통영 출장샵 the Gambling Forum and you'll be able to check out the best casino sites 논산 출장안마 in the world. If you don't 아산 출장안마 have a clue, try checking 순천 출장샵 out these